Cerita Asap dan Omzet Tebal Pembuat Arang Tempurung di Pangandaran

Redaksi

Hipakad63.News | Pangandaran –

Gumpalan asap tebal berwarna putih keluar dari celah-celah tempurung kelapa yang bertumpuk di dalam drum. Ada sekitar 20 drum berjajar panjang di sana. Semuanya berisi tempurung kelapa yang sedang dilalap api.

Di sebelah drum, seorang lelaki paruh baya bernama Samikin 50 tahun dengan pekerja nya sibuk membenahi tumpukan tempurung yang terbakar di dalam drum, agar tempurung – tempurung di dalamnya terbakar dengan baik dan merata.

Aktivitas yang dilakukan warga Dusun Anggaraksan RT 29 RW 12 Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran merupakan tahapan dalam pembuatan arang berbahan dasar Tempurung Kelapa.Rabu, 06/04/2022.

Siang itu cuaca di lokasi pembuatan arang begitu cerah. Sekitar 20 meter dari tempat pembakaran arang, terlihat air sungai yang mengalir. Angin yang bertiupan dari arah sungai menggoyangkan dedaunan puluhan pohon pisang di bantaran sungai.

Lokasi pembuatan arang itu terletak di pinggir Tanggul di kebun milik pribadi, tepat di pinggir aliran sungai Ciseel. Jarak terdekat dari rumah penduduk kurang lebih terpaut 400 meter.

Saat di temui awak media di lokasi pembakaran Samikin pemilik usaha arang yang sudah pernah produksi dan sempat berhenti lantaran pandemi covid’19 dan susahnya bahan baku mengatakan, kini ia mulai produksi lagi dengan modal yg pas-pasan, ia pasrah dan sedih. Itu kata yang keluar dari mulut pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah pembakaran arang batok kelapa, di Dusun Anggaraksan yang sempat gulung tikar.

Setelah berkali-kali jatuh bangun merintis usahanya kini selain jadi ketua RW yg berharap haknya di berikan dan kesejahteraan untuk para RT dan RW di Kabupaten Pangandaran, iapun merintis kembali usahanya yang sempat terhenti karena permodalan dan bahan baku yang susah,”ungkapnya

Dalam proses produksi Samikin menjelaskan, mulanya, bagian dalam drum harus sudah dinyalakan apinya. Lantas, secara bertahap batok kelapa dimasukkan ke dalam drum hingga penuh danbharus menjaga agar api di dalam drum tetap menyala,”jelasnya

Tak ayal, drum-drum yang berjajar ini tanpa henti mengeluarkan kepulan asap. Pekatnya asap membuat para pekerja berulang kali mengusap matanya. Pedih. Belum panasnya drum pembakaran yang membuat bermandi keringat. Namun, semua itu harus ditahan pasalnya mereka butuh waktu setidaknya 8 jam untuk melewati proses pembakaran.

Saya harus memilih batok kelapa yang berkualitas dan harus memastikan batok kelapa harus kering agar proses pembakaran hanya memerlukan waktu singkat. Batok yang terpilih kemudian dimasukkan ke dalam keranjang.

Proses pembakaran arang batok kelapa terjadi secara bertahap. Dari dasar drum api akan menghanguskan batok kelapa kering. Api akan menjalar ke atas searah dengan batok kelapa yang belum terbakar. Setelah semua terbakar api akan menyala dengan hebatnya. Suhu panas di sekitar tungku tak tertahankan.

Dirasa sudah merata, arang akan disiram dengan pasir atau air. Batok kelapa satu drum penuh menjulang kini tersisa setengah. Satu kilogram batok kelapa kering akan menyusut sebanyak 30%. Sehingga 3 ons arang batok kelapa hanya akan dihasilkan dari 1 kg batok kelapa kering. Sisanya hanyalah abu yang hangus dari sisa pembakaran,”paparnya.

Dari bermandi keringat sampai merasakan pedihnya mata. Kerja kerasa mereka tak pernah sia-sia. Arang batok kelapa di ibu Kota Indonesia ini sudah mencapai kancah ekspor. Mereka dikenal menghasilkan arang yang berkualitas.

Proses yang lama dan sulit membuat nilai jual arang batok kelapa meroket. Harga satu kilogram arang batok kelapa berkisar Rp 8 -10 ribu di konsumen. Setiap harinya saya harus mampu memproduksi 7 kwintal karena modal kecil dan baru mulai kembali produksi.

Memang butuh kesabaran dan ketekunan dalam memproduksi arang batok kelapa. Meski cara modern sudah banyak, teknik tradisional tetap mereka pertahankan. Usaha kelas bawah ini tetap bertahan mengisi peran mereka. (Hipakad63,News)

Penulis: KartimEditor: BIN