Peningkatan Kreativitas Melalui Melukis Usia 4-6 Tahun Di Pangandaran

Hipakad63.news l Pangandaran –

Anak usia dini harus dikembangkan motorik kasar dan motorik halus nya melalui kegiatan ber-kesenian, ber-keterampilan melalui kegiatan bermain. Kamis, 23/12/2021 berlokasi di pasar induk bogor desa paledah

Bagi anak bermain adalah belajar atau belajar seraya bermain, bagaimana menciptakan permainan yang dapat mengembangkan pertumbuhan fisik melalui motorik kasar dan bagaimana mengembangkan motorik halus melalui kegiatan kesenian.

Sekarang pendidikan anak usia dini dikembangkan secara luar biasa melalui kegiatan pra sekolah maupun kegiatan lembaga seperti RT, RW, dan pemerintah kelurahan memiliki kader dan kegiatan PAUD.

Dunia anak adalah dunia bermain, jika anak bermain adalah belajar mungkin berbeda dengan orang dewasa bermain mempunyai konotasi negatif. Anak belajar melalui bermain, apalagi belajar seni dan keterampilan yang memiliki nilai permainan dan rekreasi.

Tugas pembimbing adalah bagaimana mengemas materi seni lukis dan keterampilan anak usia dini yang menarik dan Strategi pembelajaran seni lukis anak .

Pada prinsipnya mengajar adalah proses yang terjadi pada guru bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya.

Mengajar pada prinsipnya adalah membina bagaimana belajar, berpikir, berlatih untuk penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap mengajar. “Play is the art of the child, and art is the play of the adult” Permainan adalah seni dari anak-anak, dan seni adalah permainan orang dewasa.

Menurut Ine Nurjanah selaku guru pembimbing PAUD Kober Dahlia ll Dusun Anggaraksan Desa Maruyungsari kecamatan Padaherang kabupaten Pangandaran mengatakan bahwa maksud dan tujuan mengikuti kegiatan pembelajaran seni lukis, adalah untuk membentuk anak menjadi pintar, kreatif, dan berbudi pekerti baik.

“Untuk mencapai tujuan tersebut sanggar menggunakan strategi pembelajaran melukis dengan pendekatan individual dengan memberikan contoh dan keteladanan dari pembimbing sanggar. Tema melukis tidak boleh menggambarkan peperangan atau kekerasan karena akan membentuk pikiran atau pribadi anak yang keras dan nakal,” kata Ine.

Ia berharap melalui melukis membentuk anak yang kreatif, terampil, bertanggung jawab, dan percaya diri. Tema lukisan ditentukan anak sendiri sesuai dengan pengalaman dan iden ya. Pembelajaran seni lukis anak yang dikembangkan menggunakan tema sesuai pilihan anak sendiri.

“Hal ini dilakukan agar anak menjadi senang dan dapat mengembangkan kreasi anak sendiri sesuai ide nya. Anak juga melukiskan tema lingkungan sesuai dengan daya tangkap anak terhadap lingkungan mereka tinggal” ucap Ine.

Strategi pembelajaran seni lukis anak di Sanggar Kober Dahlia ll menggunakan model pembelajaran individual dengan metode pemberian contoh.

“Pemberian contoh bukan untuk ditiru melainkan contoh sket pola dasar yang harus diteruskan dan dilengkapi oleh anak menjadi sebuah objek yang lengkap dan indah,”ungkapnya.

Fungsi metode pemberian contoh pada dasarnya adalah untuk memotivasi anak agar dapat mengekspresikan imajinasi nya dengan lancar.

Pemberian contoh cukup efektif untuk memotivasi anak belajar keterampilan berekspresi, keterampilan penggunaan warna, dan keterampilan menemukan bentuk baru.

Media pembelajaran melukis menggunakan spidol hitam, crayon, dan cat air. Media melukis tersebut digunakan secara bersamaan saling mengisi (mixed media) Penilaian pembelajaran seni lukis anak. (Team/Hipakad’63.News)

Exit mobile version