Sosial  

Bantuan BNPT Tidak Layak Konsumsi, Warga Minta Pemerintah Lakukan Audit Lapangan.

Redaksi

Hipakad63.news | Tanggamus –

Pembagian Sembako yang di terima masyarakat melalui E,warung dikembalikan oleh warga, dikarenakan tidak layak untuk dikonsumsi. , Minggu 09/01/2022

Menurut keterangan warga pekon belu,yang tidak mau namanya disebut,kami semua warga pekon belu tidak terima sembako yang tidak layak untuk dikonsumsi.

Saat Awak media konfirmasi di pekon Belu Kecamatan Kota Agung barat, pada hari kamis 06 Januari 2022 kemarin, salah satu warga yang tidak mau namanya disebut,menjelaskan ke jurnalis.

“Ya bang memang benar bang,sembako yang kami terima ,kami kembalikan ke E,warung karena tidak layak untuk di konsumsi ,berasnya kuning berbau,bila di masak nasi nya pun tidak enak dan juga kacang hijau sudah tidak ada isinya /keropos di tambah telor nya banyak busuk bang” ungkapnya.

Masih di tempat pekon yang sama, pengakuan salah satu seorang bapak-bapak warga sangat kecewa atas pembagian sembako yang tidak layak konsumsi, janjinya sembako yang sudah di kembalikan akan di ganti ,tapi sampai berita ini terbit belum juga ada kepastian dari dinas sosial, sekarang mana janji itu, tuturnya seorang bapak warga pekon belu, pedukuhan banjar agung

Hal yang sama pun dirasakan oleh warga pekon kandang besi, menurut warga pekon kandang besi ber inisial ‘S” juga mengalami hal serupa tapi tidak sama, karena pembagian sembako di pekon, kandang besi tidak sama dengan pekon belu.

“Sembako yang di bagikan hanya beras dan telor saja, sementara kacang hijau dan sayuran tidak dibagikan , ironis nya beras yang di bagi kan E,warung, berasnya kuning ,tabur dan bau sehingga tidak enak di makan/konsumsi” ucap S

“Kami minta pihak E,warung jangan bantuan kami sebagai warga miskin tidak layak untuk dikonsumsi. Kami ini orang miskin bang, tolong kasihan sedikit lah kepada kami bang” ungkap S warga pekon kandang besi kepada awak media

Ditempat yang berbeda kami mendapatkan informasi dari ketua LPKNI Tanggamus yakni Yuliar, bahwa dirinya ada komunikasi dengan Wahab Akbar selaku TKSK.

” Wahab Akbar membenarkan perihal tersebut, tetapi apa yang rekan media temukan itu tidak semua benar, karena fakta di lapangan tidak begitu. Dan itu hanya persaingan antar suplaier” tiru Yuliar.