Sosial  

PemKab Pangandaran Kurang Memperhatikan Nasib Warganya

Redaksi

Hipakad63.news l Pangandaran –

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran melalui Kepala Desa  seharusnya mengetahui kondisi warganya, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan yang lainnya.

Pemerintah Daerah terkesan kurang memperhatikan atau tanggap terhadap warga yang rumahnya tidak layak huni.

Salah satunya warga pasangan pasutri Mumuh dan Sunarsih yang berusia 50 tahun dan mempunyai seorang anak, dan sehari-hari Mumuh bekerja sebagai kuli panggul di pasar dengan kondisi rumah yang sangat memprihatinkan.

Mereka tinggal di Dusun Jayasari Rt 002/006, Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran.

Di jaman modern ini, teknologi sudah canggih dan serba digital, namun masih ada warga miskin yang sangat membutuhkan bantuan serta uluran tangan dari pemerintah, ataupun para dermawan.

Mereka terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni yang nyaris ambruk lantaran tidak punya biaya untuk memperbaiki rumahnya apalagi di masa pandemi seperti saat sekarang ini.

Bagi sebagian orang tidak mudah untuk bertahan hidup di tengah pandemi Corona yang merebak. Bahkan, di Tanah Air beberapa waktu ini dihebohkan dan dikejutkan oleh kisah-kisah pilu yang menyayat hati, potret kemiskinan di tengah pandemi Corona ini.

Dari pantauan awak media pada hari Minggu (19/12/2021) di lapangan rumah Sunarsih/ Mumuh ini terlihat sangat memprihatinkan, dinding rumahnya yang terbuat dari bilik, sudah pada lapuk, ketika hujan turun penghuni rumah dipastikan kehujanan dikarenakan atap rumahnya yang dari ilalang juga sudah pada rusak, ketika ditemui di rumahnya.

“saya hidup di rumah ini bersama istri dan satu anak saya, aktivitas keseharian saya sebagai buruh panggul di pasar yang berpenghasilan hanya pas-pas an untuk makan,”jelas Mumuh.

Ditempat yang sama Sunarsih menambahkan, memang sudah ada beberapa orang yang datang ke rumah dan mengambil photo rumah tapi sampai saat ini masih belum juga ada yang datang dan benar-benar membantu untuk memperbaiki rumah kami ini.

“Jika hujan ke hujan-an dan jika ada angin kedinginan karena atap dan dinding rumah kami sudah pada bolong-bolong, dan sampai saat ini juga kami belum pernah mendapatkan bantuan apapun, baik bantuan dari pemerintah pusat atau pun pemerintah daerah apalagi bantuan untuk rehab rumah”. pungkas Sunarsih. (Team/ Hipakad’63 News)