Sekjen PPWI Buka Resmi Latsar Jurnalistik Seri-2 PPWI-Fikom Universitas Mpu Tantular

Foto: Para Narasumber dan peserta Pelatihan Dasar Jurnalistik (30/10/2021)
Foto: Para Narasumber dan peserta Pelatihan Dasar Jurnalistik (30/10/2021)

Hipakad’63News-JAKARTA

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN PPWI), Fachrul Razi, M.I.P membuka secara resmi Pelatihan Dasar Jurnalistik (Latsar Jurnalistik) Seri-2, kerjasama DPN PPWI dengan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Mpu Tantular Jakarta.

 

Acara tersebut diselenggarakan secara online, hari Sabtu, 30 Oktober 2021 dengan aplikasi zoom meeting, dari pukul 13.00-17.36 WIB. Sebanyak 82 peserta mengikuti acara, dari 115 pendaftar sebelumnya, yang berasal dari berbagai penjuru wilayah Indonesia.

 

Dalam sambutannya, Fachrul Razi, M.I.P yang juga sebagai Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) R.I provinsi Aceh, mewakili Dekan Fikom Universitas Mpu Tantular, Jakarta Timur, Ratih Kurnia Hidayati, S.I.Kom., M.Si itu mengatakan, pelatihan dasar seperti ini sangat bermanfaat.

 

“Saya pikir, pelatihan dasar jurnalistik seperti ini sangat bermanfaat, khususnya bagi pewarta warga atau Citizen Journalist. Oleh sebab itu, saya berharap agar seluruh peserta dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh, agar dapat merasakan manfaatnya,” ucap Razi sekaligus membuka acara pelatihan secara resmi.

 

Pelatihan menghadirkan 3 narasumber yaitu: Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A (Ketua Umum DPN PPWI/ Alumni Lemhannas PPRA-48 tahun 2012/ Pengelola Media) dengan materi Bahasa Indonesia Dalam Jurnalistik; Mung Pujanarko, S. Sos., M. I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi/ Penulis di Beberapa Media Online) dengan materi Teknik Penulisan Berita; dan  Danny PH Siagian, S.E., M.M (Praktisi/ Jurnalis) dengan materi Editing Berita & Foto. Acara dipandu MC, Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi) dan Moderator Dra. Arta Peto Sinamo, Dip. Ed., MA in Ed.

 

Dalam paparannya, Wilson Lalengke menjelaskan bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia dalam jurnalistik yang wajib menggunakan Subjek, Predikat dan Objek (S-P-O) dalam setiap kalimat. Termasuk penggunaan tanda baca secara tepat, yang membuat maksud kalimat menjadi jelas.

 

Wilson Lalengke mengatakan, masih banyak wartawan pemula terutama pewarta warga yang menulis panjang lebar dalam satu kalimat, tapi tidak menggunakan tanda baca.

 

“Saya perhatikan, masih banyak yang menulis panjang lebar dalam satu kalimat, tapi tidak ada koma hingga titik. Terutama teman-teman pewarta warga. Jadi, ini perlu menjadi perhatian, agar kalimat itu dengan mudah dimengerti,” ungkapnya via video rekaman.

 

Adapun narasumber kedua, Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom menjelaskan bagaimana teknik menulis berita secara cepat atau Quik News, dengan langsung memperlihatkan cara menyusun kalimat dengan standar minimal 150 kata. Dalam hitungan 10 menit-an, Mung Pujanarko benar-benar mampu mencapai minimal 150 kata dalam menulis teks berita.

 

Mung Pujanarko mengatakan, kemudahan dalam teknik Quick News amat besar, berdasar kepada cara menemukan Tema, First Word, diikuti Firs Line dan menggunakan POI (Point Of Interest). Quick News juga menuntut wartawan berpikir cepat, dan bertindak cepat sebelum konsentrasi menjadi berubah, sang wartawan harus terlebih dahulu melaporkan beritanya.

 

Menurut Dosen yang mengawali karirnya sebagai wartawan ini, pikiran reporter dalam merekonstruksi berita ‘jalan’ dan mengalir terlebih dahulu dibanding tangan.

 

“Untuk itu, mengetik dengan cepat memang bagus. Namun kecepatan merekonstruksi peristiwa melalui teknik 5W & 1 H serta menuangkannya dalam sebuah quick news, lebih bagus lagi,” tandasnya.

 

Sementara itu, narasumber ketiga, Danny PH Siagian, SE., MM kebagian menjelaskan materi Editing Berita dan Foto. Dalam penjelasannya, Danny mengatakan, editing itu sangat penting, untuk menghindari salah memberikan informasi kepada khalayak pembaca.

 

Danny Siagian juga mengatakan, editing itu termasuk membenahi kata per kata dalam kalimat supaya sinkron dan harmonis.

 

“Editing itu menyangkut beberapa hal seperti, membenahi kata per kata dalam kalimat supaya menjadi lebih sinkron dan harmonis. Karena kadang menulis terburu-buru. Termasuk memeriksa adanya ‘typo’ atau salah ketik huruf atau suku kata yang kurang lengkap,” ungkapnya.

 

Menurut jurnalis yang juga Dosen ini, hal yang masih sering salah dilakukan para jurnalis pemula, salah satunya adalah tidak nyambungnya antara judul dengan lead-nya.

 

“Dalam pengamatan saya belakangan ini, hal yang masih sering salah dilakukan para jurnalis pemula antara lain, tidak nyambungnya antara judul dengan lead-nya. Tidak matching alias jumping, antara judul dengan paragraf awalnya. Bahkan kadang, penjelasan judul itu ditemukan di paragraf kelima atau lebih. Ini tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik, dan ini menjadi kewajiban mengedit sendiri,” tandasnya.

 

Dalam pantauan, ada beberapa peserta yang terkendala soal jaringan internet dari wilayah-wilayah tertentu, sehingga beberapa kali keluar-masuk. Namun karena semangat mengikuti pelatihan cukup kuat, ada yang hingga 5-6 kali ‘terpental’ dari zoom meeting, tapi tetap berusaha masuk zoom lagi.

 

Usai sesi paparan, Danny Siagian yang sekaligus Ketua Panitia memberi instruksi kepada peserta untuk menulis berita sebagai Tugas Akhir (TA) dan mengirim ke email Panitia, selambat-lambatnya dalam 4 (empat) hari. Danny juga mengatakan, Panitia akan memilih 10 besar peserta dengan nilai tertinggi, untuk mengikuti bimbingan pemantapan selama 2 (dua) bulan.

 

Di penghujung acara, MC Serepina mengumumkan akan diberikan e-Certificate ke email masing-masing peserta. Dan acara ditutup Aris Kuncoro, SE, Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi media online wartamerdeka.info.

 

Acara didukung para mitra Panitia yaitu media online: wartamerdeka.info; bisnismerdeka.com; 1kata.com; hipakad’63news.com; batakindonesia.com; indonesiavoice.com; AniRose Collections; dan SKK Solusindo. DANS

Penulis: DANSEditor: Danny PH Siagian