Peran Intelektual Muda/Mahasiswa Sebagai Episentrum Gerakan dalam Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

HIPAKAD63.News | JAKARTA,-

Resume Ceramah:
1)Kampus hendaknya menjadi wahana kepemimpinan bangsa. Tidak boleh lagi kampus seperti dulu ketika ada aktivis masuk kampus dicurigai makar oleh aparat intel. Sumber kepemimpinan kampus datang dari kampus, para intelektual muda dalam hal ini adalah mahasiswa.

Pertama, dari kampus itu sendiri dan dari organisasi kemahasiswaan internal. Kedua datang dari aktivis kampus, seperti HMI, PMII, Muhammadiyah, NU, Kelompok Cipayung. Keduanya adalah aset bangsa, saling melengkapi.

2)Kalau dulu organisasi ekstra kampus tidak dibolehkan masuk kampus, maka sekarang organisasi intra dan ekstra kampus bisa bekerjasama untuk melakukan kegiatan-kegiatan di kampus, terutama di Universitas Paramadina. Kalau dulu organisasi ekstra masuk kampus dilarang dan dicurigai aparat karena khawatir melakukan makar, maka sekarang mesti berperan dalam memperkuat NKRI.

3)Jika persaingan kegiatan antar ormas ekstra kampus seperti HMI dan PMII, itu tidak apa-apa. Malah kalau bisa melaksanakan kegiatan pelatihan kepemimpinan bersama-sama. Semua dengan tujuan yang sama agar kampus kembali wahana kepemimpinan bangsa.

4)Untuk menjawab topik studium general ini, maka kita harus bertanya Siapa intelektual itu atau intelektual muda? Dia adalah kelompok elit yang bertanggungjawab dan mengetahui dan paham dari dekat bagaimana kehidupan sosial politik dan ekonomi bangsanya. Bersifat elit karena mayoritas pendidik masih berpendidikan SMA ke bawah. Di Indonesia terdapat sekitar 40% lulusan SD yang menjadi buruh-buruh pabrik. Lulusan SD dan SMP ditambah anak yang putus sekolah jumlahnya menjadi sekitar 60% atau dua pertiga dari jumlah SDM muda di Indonesia. Level mahasiswa hanya terhitung nol koma sekian persen dari jumlah total rakyat Indonesia.

5)Sebagai kelompok elit, golongan intelektual efektif jika mengadakan satu kegiatan dan bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan kolektif tertentu misalnya gerakan penyelamatan lingkungan hidup, gerakan membaca, gerakan mendidik anak-anak, dan sebagainya. Seperti dulu di Paramadina ada kegiatan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Anies Baswedan yang mengajar di mana ikut serta kelompok mahasiswa untuk mengajar di pelosok Indonesia. Karena mahasiswa punya kemampuan-kemampuan tertentu.

6)Jadi intelektual bergerak dengan pemikiran-pemikiran yang terisi oleh pengetahuan. Terlebih intelektual muda di kampus yang akan mengisi bidang-bidang kehidupan sosial politik dan ekonomi nanti. Kelompok intelektual juga mempunyai wawasan dan pengetahuan yang kompleks. Baik itu pengetahuan teknis dan mekanis, arsitek, budaya, seni, kedokteran dan lain-lain.

Exit mobile version