Antonius Benny Susetyo : FKUB Wajah Nyata Indonesia Dalam Moderasi Beragama

Hipakad63.news | Jakarta-

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny susetyo menyatakan Bahwa Keberagaman dan Cinta kepada Tuhan merupakan modal dasar dalam membangun Negara dan membumikan Pancasila. Namun dalam Era Digital ini modal itu justru menjadi senjata makan tuan yang mengancam rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dijelaskan dalam Webinar Kebangsaan Ideologi Pancasila dan Moderasi beragama yang mengusung tema “Peran Forum Kerukunan Umat beragama dalam upaya Habituasi Pancasila dan Merawat Kemajemukan” (1/12)

Acara yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) bekerja sama dengan BPIP dan Kementerian Agama yang dihadiri oleh 450 anggota FKUB dari berbagai daerah di Indonesia secara virtual ini dibuka oleh Wakil Kepala BPIP, Haryono. Dalam sambutan dirinya menyatakan bahwa sejak usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia Bangsa Indonesia selalu lekat pada Nilai Nilai Ketuhanan.

“Kebaikan Para Kaum Alim Ulama dalam merelakan hilangnya beberapa kata dalam piagam Jakarta yang merupakan Cikal Bakal Pancasila bukan semata mata dilakukan untuk mengakomodir Para pendiri Bangsa dari Indonesia Timur yang rata rata beragama Non Muslim,” ujar Hariyono.

Lebih lanjut Hariyono menjelaskan bahwa kerelaan ini semata-mata terjadi karena kesadaran bahwa keberagaman adalah kenyataan hidup berbangsa yang harus senantiasa dilaksanakan dalam laku hidup.

“Keragaman itu adalah harta berharga bukan ancaman dan ini membuktikan bahwa beragama di Indonesia tidak bersifat kolonialis dan invasive ,tidak ada agama yang bermaksud untuk memarginalkan dan memusnahkan umat agama lain,” tuturnya.

Hal lain disampaikan oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo. Dalam penjelasannya dijelaskan bahwa persoalan saat ini adalah bagaimana aset bangsa dalam era digital ini justru menjadi sumber perpecahan dan olok olok, maka diperlukan kesadaran dari masyarakat.

“Harus ada kesadaran masyarakat untuk dapat mengerti bahwa keanekaragaman, suku , bangsa, budaya dan agama yang ada di Indonesia merupakan Anugrah Tuhan, dan karenanya kita perlu mengerti bahwa mencintai Tuhan berarti mencintai sesama ciptaannya dan mencintai sesamanya ciptaan Tuhan artinya dengan saling mengasihi dan selalu menjalin komunikasi positif antar pemeluk beragama, “jelas Benny.

Lebih lanjut Benny menjelaskan jika kesadaran masyarakat tersebut terbangun maka dapat terjadi Sinergi yang berujung pada kontribusi positif pada pembangunan bangsa dan Bernegara , ini adalah inti moderasi beragama dan FKUB berperan sebagai salah satu wadahnya.

“FKUB sebagai Wadah dalam usaha mengakomodir kepentingan setiap pemeluk agama dipandang merupakan agen yang tepat dalam usaha moderasi beragama , keberadaan FKUB bukan semata mata sebagai pengobat permasalahan antar umat beragama , namun lebih dari itu FKUB harus dapat menjadi wadah kebersatuan bangsa, wadah penanaman nilai nilai luhur beragama dan berbangsa yang bersumber pada Pancasila,” punkas Benny.

Pada Masa sekarang ini Benny menjelaskan bahwa Pancasila dipandang belum menjadi living dan working ideology.

“Pancasila dipandang hanya merupakan retorika dan belum terwujud nyata dalam kehidupan sehari hari ini yang membuat permasalahan dan perbincangan tentang Pancasila tidak kunjung selesai. Saat ini masyarakat Indonesia tanpa sadar telah menjadi alat dari gadget yang berhilir pada sangat masifnya narasi buruk dan berita hoax hingga menjadi industri,” tuturnya.

Hal dijelaskan Benny yang juga seorang Budayawan dapat terjadi karena adanya kekosongan generasi dimana pancasila sejak 1998 tidak aktif lagi diajarkan dan dilaksanakan dan membuat Negara sekarang dijejali dengan nilai nilai kapitalis dan post truth yang merusak pelan pelan generasi negara.

“Pancasila saat ini masih hanya sebatas menjadi bahan perbincangan belum lebih lanjut diinternalisasi dalam nilai kehidupan dan dibuktikan dalam kinerja ,Pancasila selama ini hanya menjadi logos belum menjadi pathos maupun ethos, ” jelasnya.

Karenanya Budayawan ini menegaskan bahwa FKUB memiliki tugas penting dalam upaya merajut kembali rasa persatuan dan kesatuan yang sempat terobek khususnya karena berita bohong yang memecah belah bangsa dan banyak terjadi di media sosial , dalam berbagai kegiatan FKUB dapat mendorong Masyarakat untuk kembali kepada nilai nilai keagamaan dan persatuan serta kesatuan yang terkandung pada Pancasila.

“FKUB dapat mendorong masyarakat dari satuan terkecil yaitu keluarga untuk dapat memenuhi ruang ruang publik dengan konten konten Positif tentang keagamaan dan nilai nilai kemanusiaan yang merupakan bukti nyata bahwa Pancasila belum selesai dan senantiasa hidup dan berkembang dalam masyarakat,” Tambah Benny.

FKUB diharapkan mampu menjaga, menunjukan dan membumikan Pancasila sebagai wajah nyata Kepancasilaan yang mampu mengakomodir setiap unsur dan berperan nyata dalam usaha harus menggiring kembali masyarakat untuk kembali pada narasi Positif tentang keberagaman dan Kebhinekaan, melawan kebohongan Struktural dan menggunakan teknologi untuk persatuan dan kesatuan hingga dapat menghindari kemunduran yang membuat manusia menjadi satu dimensi yang menjadi hamba media social tanpa penyaringan konten yang jelas .

“FKUB harus mampu menjadi katalisator yang menjadikan masyarakat komunitas pemutus kata yang selektif dalam memilah konten yang positif dan berguna hingga moderasi beragama yang menjadi cita cita kebangsaan dalam merawat keberagaman dapat terlaksana, ” tutup Benny.

Exit mobile version